Dua hari setelah penembakan di Fort Hood, Valerie Kenney mendekati Amal Abusumayah di toko kelontongnya dan kemudian berteriak, "orang yang melakukan penembakan Texas, ia bukan orang Amerika, dan dia adalah orang Timur Tengah!," mengacu pada Mayor Nidal Malik Hasan yang melakukan penembakan di Fort Hood, seorang warga AS Muslim yang lahir di Virginia.
Meskipun Abusumayah mengabaikannya, Kenney yang berasal dari Illinois, kemudian menarik jilbabnya, Abusumayah lalu menelpon polisi, yang akhirnya menangkap Kenney dalam beberapa menit kemudian dan Kenney mendapat tuduhan telah melakukan kejahatan rasial.
Kenney dijadwalkan untuk muncul di pengadilan pada tanggal 3 Desembar nanti dan jika terbukti, dirinya akan dijatuhi hukuman dengan tiga tahun penjara dan denda 25.000 dollar untuk kata-kata kasarnya yang bernada rasialis.
Jaksa telah menjadi semakin tegas dalam menghukum bahkan untuk sebuah kejahatan yang berupa kebencian kecil. Namun beberapa masyarakat di AS berpendapat bahwa hukuman tersebut mungkin terlalu berat.
"Dengar, kalau Kenney melakukan apa yang dia dituduh melakukannya, itu adalah hal buruk yang telah dilakukan, dan jelas hal tersebut kejahatan yang bodoh," kata kolumnis Sun-Times Richard Roeper. "Tapi kalau harus penjara ? Bagaimana dengan permintaan maaf, pengampunan, atau semacam pelayanan masyarakat dan semua orang bergerak didalamnya?"
September lalu, Pew Research Center melaporkan bahwa masyarakat Amerika percaya bahwa Muslim AS menghadapi lebih banyak diskriminasi daripada kelompok agama besar lainnya yang ada di AS.
Tetapi keyakinan mereka tidak dapat dibenarkan sewaktu lembaga tersebut juga menemukan bahwa insiden terhadap umat Islam walaupun meningkat setelah serangan teroris 11 September 2001, namun semakin turun. Pada tahun 2007, dari 1.477 kejahatan berbasis agama, hanya sembilan persen ditujukan untuk umat Muslim AS.
Tetapi bagi banyak umat Islam masih ada alasan untuk khawatir terhadap serangan rasialis.
Christina Abraham, dari Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengatakan bahwa insiden jilbab di Tinley Park adalah "salah satu jenis tindakan kekerasan yang kami khawatirkan terjadi."
"Biasanya setelah insiden seperti Fort Hood, ada kecenderungan tindakan kejahatan rasial terhadap umat Islam semakin meningkat," ia menambahkan.
Kepala Kepolisian Michael O'Connell menambahkan bahwa "kejahatan kebencian rasial seperti yang dituduhkan kepada Kenney telah menyerang martabat manusia Karena terkait dengan keyakinan agama mereka, ras atau orientasi seksual, dan kita tidak mentolerir hal itu di sini."(fq/aby)
0 comments:
Post a Comment