Friday, 27 November 2009

Israel Lakukan Serangan ke Gaza di Hari Pertama Idul Adha


Eramuslim. Zionis Israel melakukan serangan pada hari Jumat kemarin (27/11) di Jalur Gaza pada hari pertama hari raya Idul Adha, melukai empat orang Palestina, kata militer Israel dan pekerja medis Palestina.

Empat warga Gaza yang diduga pejuang, salah satunya menderita luka serius dalam serangan tersebut, adalah anggota Jihad Islam, kata kelompok pejuang Jihad Islam.

laporan dari lintas perbatasan menyatakan bahwa kekerasan datang diawal minggu ini dan menyarankan Israel dan Hamas bisa mendekati sebuah kesepakatan pertukaran tawanan yang akan menjamin pembebasan tentara Israel yang tertangkap.

Tetapi pejabat Hamas mengatakan perundingan tidak langsung bisa dilakukan dan akan ditunda sampai akhir hari keempat dari libur hari raya Idul Adha.(fq/reu)

Sunday, 22 November 2009

Pejuang Palestina Sepakat Untuk Sementara Hentikan Serangan Roket ke Israel


Eramuslim. Sayap militer Hamas pada hari Ahad kemarin (22/11) mengumumkan bahwa kelompok-kelompok pejuang Palestina di jalur Gaza telah menyelesaikan kesepakatan untuk sementara berhenti menembakkan roket-roket mereka ke Israel, namun mereka juga mengatakan bahwa mereka akan tetap memberikan "tanggapan" terhadap serangan Israel yang kebetulan terjadi pada hari Ahad kemarin yang mencederai sedikitnya tujuh warga Palestina.

"Perjanjian antara Brigade Izzuddin Al-Qassam dan faksi-faksi lain untuk menghentikan serangan roket ke Israel bukanlah tanda kelemahan," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Perjanjian tersebut bertujuan "untuk bersama-sama menjaga internal terdepan dan kepentingan nasional tertinggi bagi rakyat Palestina."

Namun mereka juga memperingatkan, bahwa mereka akan tetap menanggapi setiap serangan Israel di wilayah Gaza.

"Brigade Al-Qassam tidak akan berdiri santai dalam kasus eskalasi serangan Zionis terhadap Gaza dan akan membela diri dengan segala kekuatan kami."

Pernyataan itu dikeluarkan sehari setelah sebuah roket ditembakkan ke Israel dari Gaza, mendarat tanpa menyebabkan cedera atau kerusakan, dan beberapa jam setelah serangan itu tentara Israel membalas dengan tiga serangan udara yang melukai delapan orang Palestina.

Seorang jurubicara militer Israel mengatakan salah satu serangan mereka telah menargetkan sebuah pabrik di Gaza pusat yang digunakan untuk membuat senjata. Sedangkan warga Palestina mengatakan bahwa target serangan Israel adalah sebuah pabrik pengecoran logam.

Pekerja medis Palestina dan para saksi mengatakan sasaran lainnya termasuk sebuah kafilah di utara Jalur Gaza dan terowongan bawah tanah di wilayah selatan di bawah perbatasan dengan Mesir.

Hal ini menandai kekerasan terbaru di sepanjang perbatasan Gaza, yang sebagian besar telah tenang sejak perang yang diluncurkan Israel lewat serangan udara, darat dan laut jalur di Gaza pada 27 Desember lalu yang menghasilkan pembunuhan lebih dari 1.400 orang Palestina.(fq/aby)

Jilbab Jadi Sasaran Serangan Rasial, Pasca Peristiwa Fort Hood

Eramuslim. Seorang wanita Amerika telah didakwa dengan kejahatan rasial setelah dia menyerang secara verbal dan menarik jilbab yang dikenakan seorang Muslimah AS - pasca peristiwa penembakan yang dilakukan Mayor Nidal Malik Hasan di Fort Hood, kata laporan pers.

Dua hari setelah penembakan di Fort Hood, Valerie Kenney mendekati Amal Abusumayah di toko kelontongnya dan kemudian berteriak, "orang yang melakukan penembakan Texas, ia bukan orang Amerika, dan dia adalah orang Timur Tengah!," mengacu pada Mayor Nidal Malik Hasan yang melakukan penembakan di Fort Hood, seorang warga AS Muslim yang lahir di Virginia.

Meskipun Abusumayah mengabaikannya, Kenney yang berasal dari Illinois, kemudian menarik jilbabnya, Abusumayah lalu menelpon polisi, yang akhirnya menangkap Kenney dalam beberapa menit kemudian dan Kenney mendapat tuduhan telah melakukan kejahatan rasial.

Kenney dijadwalkan untuk muncul di pengadilan pada tanggal 3 Desembar nanti dan jika terbukti, dirinya akan dijatuhi hukuman dengan tiga tahun penjara dan denda 25.000 dollar untuk kata-kata kasarnya yang bernada rasialis.

Jaksa telah menjadi semakin tegas dalam menghukum bahkan untuk sebuah kejahatan yang berupa kebencian kecil. Namun beberapa masyarakat di AS berpendapat bahwa hukuman tersebut mungkin terlalu berat.

"Dengar, kalau Kenney melakukan apa yang dia dituduh melakukannya, itu adalah hal buruk yang telah dilakukan, dan jelas hal tersebut kejahatan yang bodoh," kata kolumnis Sun-Times Richard Roeper. "Tapi kalau harus penjara ? Bagaimana dengan permintaan maaf, pengampunan, atau semacam pelayanan masyarakat dan semua orang bergerak didalamnya?"

September lalu, Pew Research Center melaporkan bahwa masyarakat Amerika percaya bahwa Muslim AS menghadapi lebih banyak diskriminasi daripada kelompok agama besar lainnya yang ada di AS.

Tetapi keyakinan mereka tidak dapat dibenarkan sewaktu lembaga tersebut juga menemukan bahwa insiden terhadap umat Islam walaupun meningkat setelah serangan teroris 11 September 2001, namun semakin turun. Pada tahun 2007, dari 1.477 kejahatan berbasis agama, hanya sembilan persen ditujukan untuk umat Muslim AS.

Tetapi bagi banyak umat Islam masih ada alasan untuk khawatir terhadap serangan rasialis.

Christina Abraham, dari Council on American-Islamic Relations (CAIR), mengatakan bahwa insiden jilbab di Tinley Park adalah "salah satu jenis tindakan kekerasan yang kami khawatirkan terjadi."

"Biasanya setelah insiden seperti Fort Hood, ada kecenderungan tindakan kejahatan rasial terhadap umat Islam semakin meningkat," ia menambahkan.

Kepala Kepolisian Michael O'Connell menambahkan bahwa "kejahatan kebencian rasial seperti yang dituduhkan kepada Kenney telah menyerang martabat manusia Karena terkait dengan keyakinan agama mereka, ras atau orientasi seksual, dan kita tidak mentolerir hal itu di sini."(fq/aby)
 

Tags

Site Info

Followers

Informasi Dunia Islam Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template